Memperhatikan faktor yang mempengaruhi
Sebagai seorang guru, tentu saya dituntut untuk paham dengan materi pelajaran yang akan saya ajarkan kepada peserta didik dan paham bagaimana cara menjelaskan kepada peserta didik agar mereka mengerti. Jika KKM salah satu pelajaran adalah 75, dan ada beberapa peserta didik yang ternyata tidak mencapai KKM, bukan berarti peserta didik tersebut bodoh, banyak berbagai faktor yang menyebabkan peserta didik tidak mendapatkan nilai yang memuaskan.
Proses belajar tidak hanya dilakukan di pendidikan formal seperti sekolah, tetapi juga dapat dilakukan dari lingkungan sekitar kita, terutama keluarga yang menjadi awal kita membentuk suatu pengetahuan baru dari hasil meniru ataupun diajarkan oleh orang tua kita secara langsung. Melalui proses belajar, kita sebagai individu mengalami perkembangan dalam hidup yang lebih terarah dan terukur.
Perkembangan merupakan proses perubahan manusia terkait dengan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh sehingga menjadi lebih kompleks yang terus berkembang sepanjang hidup atau tidak dapat kembali ke keadaan semula (Harahap & Sormin, 2021). Perkembangan manusia terutama sebagai peserta didik tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, ada faktor internal seperti gen, kecerdasan, bakat khusus, kepribadian, dan faktor eksternal seperti kesehatan, peran keluarga, dan lingkungan sosial.
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif, tergantung bagaimana kita merespons. Terkait hal ini, sangat diperlukan penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga, agar kita dapat berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Dalam praktik mengajar dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia terutama peserta didik, hal ini bisa dimaklumkan jika peserta didik saya ada yang sulit diatur “nakal”. Namun, tetap saja saya mengalami kesulitan mengajarkan anak-anak SMP yang masih senang sekali bermain bahkan di dalam kelas pun tidak bisa diam saat saya sedang menjelaskan materi, hal ini sangat saya sayangkan mengingat ada juga beberapa anak yang masih ingin mendengarkan dan memiliki keinginan untuk belajar menjadi tidak fokus karena beberapa anak-anak lain tersebut.
Pernah saya berpikir apakah saya yang salah menggunakan metode pembelajaran sehingga mereka tidak bisa tenang sejenak di dalam kelas, tetapi ternyata tidak, karena faktanya semua guru terutama saya yang mengajar mereka pun mengalami kesulitan dengan kenakalan mereka. Berbagai upaya sudah dilakukan agar anak-anak tersebut setidaknya mengurangi kenakalannya, tetapi sampai sekarang mereka masih ingin bermain tanpa memikirkan nilai dan tata tertib di sekolah. Namun, kita sebagai guru akan selalu melakukan yang terbaik demi perkembangan peserta didik yang lebih baik.